Sekarang banyak tersedia beasiswi yang mengundang siswi-siswi ("i" semua) untuk mengambil computer science di uni amerika. Mungkin mereka baru sadar kalau field ini gersang sekali :)
Itu di Amerika Serikat, yang ternyata kekurangan mahasiswi jurusan Ilmu Komputer.
Beda dengan Amerika Serikat, Singapura malah kekurangan kedua-duanya, mahasiswa dan mahasiswi jurusan Ilmu Komputer. Makanya mereka bikin iklan seperti ini:
Lucu juga bacanya. Kalau disini(Indonesia) malah kelebihan peminat. Sampai-sampai supply-nya luber yang berpengaruh pada bersaingnya tingkat gaji(baca: Digaji berapa saja mau asalkan bisa kerja jadi tukang IT). Oh Indonesiaku...
Sumber foto: singapuradailyphoto.blogspot.com
8 comments:
Visualisasi iklan yang terpampang itu memang agak boring, Mas Adi. Jelas bukan salah sampeyan. Tapi yang buat iklan tentunya. Hehehe.
Kalo memang banyak orang IT Indonesia yang rela digaji murah.. kita komporin aja, biar pada pindah ke Silicon Valley. Huehehe.
Di Indonesia juga gampang jadi kutu loncat. Susah banget dapet tukang IT yang loyal kerja di satu company hehehe
Loyalitas dapat didapat dari beberapa aspek, salah satunya adalah kondisi tempat kerja (profesional atau ngga) lalu dari segi gaji dan benefit lain. Kalau ini dapat dicapai, kenapa harus pindah kan?
gaji bukan satu ukuran orang betah bekerja, masih banyak yang lain. reward bagi pegawai bukan cuma gaji kadang kesempatan karir, beasiswa dll bisa bikin orang betah :D
tapi jadi penasaran meemang gaji orang IT murah ya di Indonesia?
Tukang ketik,
Kenapa ga cari beasiswa aja? Bisa kuliah lagi dan jalan-jalan ke luar negeri? Hayoo...semangat
Apa betul sih cerita bahwa IT di Indonesia di gaji murah? Kayaknya sama juga kok dengan lainnya.
bangaip:
Isinya boring, visualiasasinya juga boring. Kasian amat tuh iklan. Hehehe...
biar pada pindah ke Silicon Valley?
NAH, ini masalahnya. Saya lupa nambahin. Dari seluruh produk yang dihasilkan oleh semua institusi yang berlabel ILMU KOMPUTER, 60 persennya adalah tidak bermutu. Dan dari 40 persen yang bermutu, 30 persennya masuk keperusahaan yang salah, manajemen yang buruk dan kepemimpinan pemilik perusahaan yang bodoh. Akhirnya, pekerja IT yang benar-benar bermutu tinggal 10 persen. Dan sialnya, 5 persen darinya pergi keluar negeri dan bekerja disana. Jadi, 5 persen saja pekerja IT yang bermutu dan bekerja diperusahaan yang benar dan lokal. Jadi ga heran, Indonesia tetap tertinggal dalam hal teknologi informasi tetapi memiliki pasokan pekerja IT yang banyak.
Setuju?
Hedi:
Memang ga heran disini banyak kutu loncat. Salah kita kenapa saat nego tidak berani minta tinggi.
Barry:
Kondisi tempat kerja? Nah itu dia yang susah dicari di Indonesia pak.
Laksono:
Gaji IT murah? Kalau dibandingkan dengan Malaysia, Oh jelas pak.
wah, kalau ngomongin soal gaji di Indonesia, itu bisa panjang ceritanya. Di milis2 programming, thread soal gaji itu panjang2. Masalahnya memang sensitif sekali. Menyangkut kebutuhan hidup.
edratna:
Beasiswa? Haduh bu, belum kepikiran kesana deh. Mo santai dulu.
Kalau definisi IT adalah yang biasa dipikirkan orang awam, maka menyamakan IT dengan Computer Science adalah kesalahan besar.
Ilmu Komputer lebih luas daripada itu dan banyak bidang-bidang yang belum ada satupun perusahaan di Indonesia menerapkannya sementara di luar negeri (New Zealand, Amerika.. nope.. India gak termasuk) sudah menerapkan.
Cobalah lihat profil perusahaan Industrial Light and Magic
@Kunderep:
Thanks masukannya.
Post a Comment