Tuesday, March 02, 2010

Calon Supervisor Programmer, Apakah Perlu Melalui Psikotes?

Sebetulnya, untuk menjadi supervisor programmer, apakah perlu melalui psikotes?

Supervisor programer memiliki job description yang kira-kira seperti ini:

  • Membuat user requirement.
  • Jika sudah selesai, memberikan user requirement tersebut ke programer bawahannya untuk langsung dicoding.
  • Kalau programernya tidak bisa menyelesaikan tugasnya dalam tenggat waktu, langsung melaporkan keatasan.
  • Jika selesai, si supervisor harus melakukan tes.
  • Jika lulus, maka si supervisor wajib menyiapkan scenario test untuk langsung dilakukan UAT(user acceptance test).
  • UAT kelar, koordinasi piknik ke Bali.

Nah, kalau urusannya seperti ini saja, kenapa di beberapa perkantoran masih ada mewajibkan calon supervisor programer harus melewati prosesi psikotes?

Aneh. Psikotes itu, salah satunya, menilai seseorang apakah mampu memimpin orang. Padahal, job desc-nya jelas, cuma buat karangan berupa user requirement, kasih ke programer, siapin scenario test, jalanin UAT, selesai. Tidak ada urusan perkara pimpin-memimpin programernya. Kalau si anak buah kurang ajar, tinggal lapor ke manajer.

Kategori

info (205) foto (133) komentar ga penting (128) fotografi (123) Technology (104) Kantor (95) website (88) blog (84) Jakarta (78) comic strip (75) bisnis (71) karir (51) suara hati (51) senda-gurau (50) wisata (38) Bekasi (37) Internet (34) manajemen (31) kuliner (22) selebritis (21) soccer (21) Navision (20) iklan (14) kasus (14) sql server 2005 (13) buku (11) Greeting (10) movie (10) komik strip (9) novel (9) programming (9) televisi (9) Banjir (8) VCD/DVD (8) kopi (8) Vanessa (7) billiard (7) hypermarket (7) bogor (6) kesehatan (6) rumah (6) old document (5) Terios (4) basket (4) guru (4) Axapta (3) bioinformatika (3) azure (1)

My Instagram