Saturday, July 28, 2007

Untung saya pengecut

Beberapa bulan yang lalu, saya sempat melihat sebuah cuplikan video perkelahian di acara talk show dari komputer operator Helpdesk. Sungguh mengenaskan melihatnya. Seorang pria dengan tega menendang tamu acara talk show lain yang wanita. Setelah dia menendang si wanita, dia juga menendang beberapa pria lagi yang coba melerainya. Dan sampai sekarang saya selalu teringat cuplikan itu.

Ada dua hal yang bisa dilihat dari kejadian ini:
#1. emosi negatif tidak mengenal jender.
#2. kalau berkelahi gunakan kaki.

#1. Emosi negatif memang tidak mengenal jender. Siapa saja bisa dihajar. Ketika pria marah, dia bisa buta terhadap siapa saja, pria atau wanita atau hewan atau tembok, semuanya dilawan. Dihajar. Dipukul. Ditendang. Tanpa memikirkan efek ataupun kerugian bagi dirinya maupun bagi orang lain(orang lain yang hanya melihatnya maupun orang lain yang merasakan akibatnya secara langsung).

#2. Kalau berkelahi, jangan menggunakan tangan, gunakanlah kaki. Ini akan lebih tepat jika si pemarah tidak memiliki kemampuan bela diri(Karate misalnya). Kenapa pakai kaki. Karena jangkauan serangnya akan lebih panjang dibanding dengan menggunakan tangan. Selain itu, tenaga yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding memukul dan daya yang dihasilkan akan lebih besar dibanding memukul.

Tentang emosi negatif, tadi malam saya baru saja mengalaminya. Setelah makan di ikan bakar Pondok Makasar di jalan Otista, Jakarta Timur, dan ingin membayar, motor saya yang diparkir persis dipinggir tenda secara sejajar tiba-tiba jatuh mengarah ke jalan. Pas saya lihat, ada pengendara yang ingin menyalakan motornya tapi tak sengaja dia memundurkan motornya dan menyenggol motor saya lalu terjatuh. Buru-buru saya angkat. Dan saya perhatikan si pria itu. Tapi dia cuek saja. Kayak tidak terjadi sesuatu. Saya mengharapkan dia meminta maaf. Tapi tidak sama sekali. Dia membonceng pacarnya lalu pergi begitu saja. Otomatis saya naik pitam. Padahal, pada saat dia ingin menjalankan motornya, ada jeda sekitar 2-3 menit yang bisa saya manfaatkan untuk memaksa dia meminta maaf. Bahkan, terlintas pula poin nomor 2 diatas, saya ingin ingin sekali menendang si pria itu.

Tapi, ketika emosi negatif menguasai diri saya, saya teringat, saya saja benci melihat video perkelahian seperti yang baru saja diceritakan, masak saya malah jadi pelaku sesuatu yang saya benci itu. Ga fair dong. Akhirnya, saya memang memutuskan diam saja. Dan keputusan saya ini memang benar adanya. Ketika pikiran sudah tenang dengan menarik napas puluhan kali, saya sadar, jika saya tendang si pria tadi, otomatis dia akan terjerembab ke tenda ikan Bakar Pondok Makasar. Jika tendanya roboh, siapa yang mau ngeberesin? Siapa yang mau bayar ganti rugi?

Akhir kata, Saya hanya berterima kasih pada Tuhan bahwa saya diberikan kekuatan untuk menahan amarah dan juga berterima kasih kalau motor saya memang tidak kenapa-kenapa. Dan sebetulnya, saya berterima kasih sekali kalau saya adalah seorang pengecut.

20 comments:

Anonymous said...

biasanya kalau punya sesuatu selalu ingin menggunakannya.

coba kalau punya lwekang, pasti sudah dipakai mentalin tuh cowok ke atas pu'un :)

makanya jangan pernah bawa pestol (yg bisa meletus), golok dan sejenisnya, bahaya.

Anonymous said...

yup, marah-berantem emang gak mengenal gender.
gw sering banget tuh dulu sampe jotos2an ama anak cowok, bahkan terkahir udah kerja pun hampir adu bogem ama org produksi yg cowok...
iya, memang gw bermasalah dengan emosi, gampang banget marah... lagi memperbaiki diri... kadang pelampiasannya ama makan :D klo dah marah banget langsung cabut aja, biar gak kebablasan trus pergi beli makan yang banyak :P
lagi belajar untuk menyalurkan kemarahan dengan baik....

pyuriko said...

Sabar,.. sabar mas...

Gak baik emosi, marah2 seperti itu...

Ketika seseorang sedang meluapkan emosinya,... apa aja bisa jadi pelampisannya...

Rizki said...

dalam diri manusia ada nafsu kebinatangan dan akal kemanusiaan. Jika sudah nafsu kebinatangan yang menguasai ya begitulah jadinya... So.. pengen jadi binatang atau jadi manusia yang berakal ? :D

aLe said...

[dengan nada keras]
huh, dasar pengecut.. seharusnya tendang aja langsung men.. masak sana yg salah kok gak berani. gmn sih. mana nyali si Tukang Ketik yg biasanya terlihat jantan ketika menulis artikel pada kategori 'komentar gak penting' itu. Hah?
*penonton kecewa.. hu......*
hehe...
terserah mo di artiin bcanda ato serius ^_^
[dengan nada kalem]
memang sih.. marah itu pasti tak ada ujungnya. coba de klo kamu lgsung tendang tu anak kmrn. ada kemungkinan posting ini blm ada krn skr lg d kantor polisi ngurus tuh perkara. haha.. tetap semangat bro!! *halagh*

Anonymous said...

oh kayaknya saya juga pernah liat deh klip itu, emang tuh parah banget, saya jadi penasaran apa yah penyebabnya sampai tega2nya nendang perempuan seperti itu. kita harus belajar banyak anger management.

Anonymous said...

Kadang2 kesabaran kita itu harus benar2 tinggi, apalagi mengahadapi angkot, dll yg berhenti kapan saja dimana saja

Anonymous said...

kayaknya, jangkauan tangan pengendara itu jauh lebih panjang dari pada jangkauan kaki Anda sekalipun...

akhirnya, Anda pun urung...he..he..

Anonymous said...

hehe....ada baiknya juga menjadi pengecut untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar, yakni sikap memaafkan dan sabar. sulit lo jadi kaya gitu. heheh.....

Anonymous said...

Gw ketawa ampe sakit perut pas baca komentarnya mashuri :)

Anonymous said...

Itu namanya bukan pengecut, tapi orang yang bisa menahan diri, dan hasilnya lebih baik kan.

Lain kali kalau udah nggak tahan dan mau nendang, coba tarik nafas panjang....embuskan pelan-pelan....energi untuk marah tuh besar sekali lho, dan akibatnya sering malah nggak semakin baik.

Cempluk Story said...

terkadang jika kita kadung emosi, apapun dilakukan..tapi menahan emosi itu tantangan yang harus dibudayakan..

Anonymous said...

Kalau saya biasanya cuman mengumpat... "WTF!!!" hahaha... memaafkan lebih baik daripada mengumbar emosi...

Fatah said...

tapi belom tentu jadi pemberani itu bakalan jadi orang yang kasar & emosian loh :)

Anonymous said...

kepala dingin emang lebih baik

adiwirasta said...

terima kasih buat semuanya. Masukannya sungguh berharga dan menyejukan hati...
Terima kasih-terima kasih.

Herru Suwandi said...

jangan pake kaki lah, di sihir ajah 'avada kedavra!!!' heuheuheu... by the way, ada di tipi kita ya? secara saya kuper tidak pernah liat tipi

Anonymous said...

iya bener kata herru.. disihir aja jadi kodok kek.. siapa tahu ntar kalo udah balik jadi orang.. jadi pangeran guanteng kayak george clooney..hi...hi

B-a-r-r-y said...

Saran saya:
Don't fight ugly people because they have nothing to lose.

#1 Mereka sudah jelek
#2 Tidak ada hal yang berharga yang mereka miliki selain membuat orang lain kesusahan.

MG said...

Ada saatnya kita untuk "melawan" ada kalanya kita harus "mengalah"

gimana situasi...

Kategori

info (205) foto (133) komentar ga penting (128) fotografi (123) Technology (104) Kantor (95) website (88) blog (84) Jakarta (78) comic strip (75) bisnis (71) karir (51) suara hati (51) senda-gurau (50) wisata (38) Bekasi (37) Internet (34) manajemen (31) kuliner (22) selebritis (21) soccer (21) Navision (20) iklan (14) kasus (14) sql server 2005 (13) buku (11) Greeting (10) movie (10) komik strip (9) novel (9) programming (9) televisi (9) Banjir (8) VCD/DVD (8) kopi (8) Vanessa (7) billiard (7) hypermarket (7) bogor (6) kesehatan (6) rumah (6) old document (5) Terios (4) basket (4) guru (4) Axapta (3) bioinformatika (3) azure (1)

My Instagram