Friday, May 25, 2007

Surat terbuka dari supir mikrolet

Kepada seluruh penduduk jakarta,
Saya, mewakili supir-supir mikrolet di ibukota tercinta ini menyatakan rasa permohonan maaf sebesar-sebesarnya atas segala tindak tanduk kami yang mungkin menyebalkan anda sesama pengguna jalan raya.

Kami mohon maaf jika kami sering menurunkan penumpang ditengah jalan. Maklumilah karena untuk menahan laju lawan kami dari belakang, terpaksa harus berhenti ditengah jalan. Kenapa hal ini terpaksa kami lakukan, ini terkait erat dengan semakin menurunnya pendapatan karena penumpang kami semakin sedikit. Bagaimana tidak, warga Jakarta sudah lebih memilih untuk mengendarai motor. Hanya dengan uang 500 ribu dan alamat rumah orang tua atau alamat rumah kontrakan, sudah dapat mengkredit motor. Makanya, sebagai bentuk rasa kesal karena penumpang kami sudah memilih naik motor, kami tidak segan-segan berhenti ditengah jalan. Ya namanya juga kesal. Gitu loh…

Kami juga meminta maaf jika kami suka tidak sopan kepada pengendara mobil ketika sering tidak kami beri lewat. Bahkan sering kami salib tanpa kami peduli apakah akan menggores mobil anda yang mengkilap. Maklum, mikrolet ini bukan kami yang beli. Tapi punya majikan kami. Jadi masa bodoh dengan mobil mahal anda. Kalau anda ga mau kami senggol, ya pekerjakan kami diperusahaan anda. Gampang khan? Gitu aja kok repot.

Selain kepada bapak-ibu pengendara mobil-motor, kami juga meminta maaf kepada seluruh penumpang kami jika terpaksa anda kami desak-desakin. Jadi jangan heran kalau kami pura-pura ga tau saat anda sakit kesempitan. Sorry ya bo, secara eike butuh duit gitu looh… Kalau bisa, dalam satu mikrolet, ga Cuma 6-4-2 dibelakang dan 2 didepan, tapi formasinya diubah jadi 7-5-3 dibelakang dan 3 didepan. Semua ini untuk membantu membiayai sekolah anak kami.

Maap juga buat penumpang kami jika saat mikrolet kami kosong dan dibawa dengan pelan untuk mendapatkan penumpang lebih banyak lagi. Itu semua, sekali lagi, untuk membantu keluarga kami membeli seperangkat barang elektronik yang sudah lama kami idam-idamkan. Hiks-hiks-hiks…

Secara tangan udah pegel ngetik kebanyakan,
Cape Deeh… kalo kata anak sekolah yang sering naik mikrolet kami nyebut-nyebut, akhir kata, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Okeh coy?

Tarik bang!!!

Regards,
Tukang Ketik mewakili Serikat Supir Mikrolet Ibukota

17 comments:

Manda La Mendol said...

hahahaha..Penyalur Aspirasi Suara Sopir Mikrolet (PASSM)

Anonymous said...

halte kiri, baaaang ... :D

Anonymous said...

TARIK BAAAAANG!!! AWAS COPEET!!! :P

Anonymous said...

carter ke ancol brapa, bang? :D

B-a-r-r-y said...

Supir mikrolet yang baik harus bisa ngeblog juga dong, biar bisa menyampaikan hati nuraninya :)

Anonymous said...

Iyaa bang,...

Anonymous said...

hahaha....'menjiwai' banget nih tulisannya, udah brapa lama jadi supir angkot neh? hihihi *kaburr*

Juminten said...

Uhmmm... baru tau kalo Tukang Ketik sambilan jd Supir Mikrolet! hqhqhq... X)

Jurusan mana aja, Bang? ;D ;P

Unknown said...

Untuk para supir angkot, aspirasi anda lewat 'tukang ketik' sudah saya terima. Tapi mohon maaf, blognya 'tukang ketik' kelihatan gelap dari sini, maklum kompi harga 21jt jadi lelet amat. Mungkin baru tahun depan kami sidangkan....
Dari kami fraksi.....

Anonymous said...

bang saya ngga mau diturunin di tengah jalan. di pinggir aja...lebih aman.

angin-berbisik said...

tukang ngetik yang kurang kerjaan nih , hehehehe :P

Ni'am said...

kadang penumpangnya juga siy yang aneh. udah tau itu pertigaan, nunggu angkot di situ. ya bikin macet.

tapi bapak sopir, tolong yaaa....paling ga jangan nurunin di tengah jalan ato ngetem pas di mulut jalan. kan bikin macet.

kita ngerti kok jadi sopir angkot itu berat. jadi sama-sama meringankan laah

Anonymous said...

ya ya, dimaafkan. tapi maafin saya juga kalo gak jadi naik mikrolet sampeyan ya? kasian anak saya. mendingan saya nunggu mikrolet yang agak kosong, hehehe...

yuuu mariiiiii....:D

Anonymous said...

haha.. lucu juga..
sip sip sip mas adi..
salut..

terkadang untuk menulis tentang orang lain kita memang harus benar benar menyelami orang lain.. perlu intim dengan orang lain itu..

namun jika kita melihat dari jauh.. obyektifitas dari perhatian kita itu akan suatu subyektifitas yang mungkin hanya selimut kekesalan kita saja..

haha.. aku kok jadi posting.. cape deee... :P

Anonymous said...

ayoh, mana setoran hari ini? :)

danu doank said...

secara supir sampeyan udah pas kayaknya, huahaahhaa... jangan lupa setoran dikasihken majikan yak :d

LAPAK NADHILA said...

sopir angkot juga manusia mann

Kategori

info (205) foto (133) komentar ga penting (128) fotografi (123) Technology (104) Kantor (95) website (88) blog (84) Jakarta (78) comic strip (75) bisnis (71) karir (51) suara hati (51) senda-gurau (50) wisata (38) Bekasi (37) Internet (34) manajemen (31) kuliner (22) selebritis (21) soccer (21) Navision (20) iklan (14) kasus (14) sql server 2005 (13) buku (11) Greeting (10) movie (10) komik strip (9) novel (9) programming (9) televisi (9) Banjir (8) VCD/DVD (8) kopi (8) Vanessa (7) billiard (7) hypermarket (7) bogor (6) kesehatan (6) rumah (6) old document (5) Terios (4) basket (4) guru (4) Axapta (3) bioinformatika (3) azure (1)

My Instagram