Tuesday, June 12, 2007
Outsource or not outsource
Anda pemilik perusahaan? Mulai pusing dengan tetek bengek administrasi, payroll, akuntansi dan segala macam yang masih manual?
Mungkin anda mulai berpikir untuk memindahkan dari pekerjaan manual ke sistem terkomputerisasi. Pastinya, anda tidak mau keluar duit banyak dan berniat untuk mengoutsourcekan pekerjaan tersebut dibanding anda meng-hire karyawan.
Ketika anda memutuskan untuk meng-outsource-kan pekerjaan kepada pihak outsourcer/freelancer(selanjutnya kita sebut freelancer), ada 5 hal yang patut anda perhitungkan:
1. Pastikan anda memilih yang freelancer terbaik, berkualitas dan murah. Berikut prioritas freelancer yang harus anda pilih:
I. Freelancer yang bekerja bukan di software house. Perusahaan-perusahaan manufacture/retail misalnya. Biasanya, mereka tidak terlalu banyak pekerjaan sehingga bisa sambil nyambi. Dan biasanya mereka rela untuk dibayar murah karena pendapatan mereka tidak tergantung dari side job.
II. Freelancer yang bekerja di software house. Sebetulnya ini mengandung resiko. Pekerjaan pasti cepat, tapi beresiko tinggi karena kalau si freelancer ketahuan menjual produk kantornya, selain dia bisa dipecat, anda bisa kena damprat juga. Entah diguna-guna atau dijaili oleh bosnya yang mungkin hacker.
III. Freelancer murni. Kalau ini berat. Anda akan membayar lebih dari kedua jenis freelancer diatas. Karena pendapatan utama dia dari sini.
2. Apakah calon freelancer anda masih jomblo atau sudah menikah? Pilihlah yang masih jomblo. Karena mahkluk seperti ini yang bakal rela dipanggil-panggil. Apalagi jika dikantor anda ada pegawai cantik. Ga dipanggil untuk memperbaiki eror malah datang sendiri dengan 1001 alasan. Anda ga rugi khan?
3. Jangan pernah menyebutkan ada koneksi internet di kantor anda. Bahaya. Nanti bukannya bekerja tapi malah chatting dan blogging. Sudah gitu tagihan internet anda yang bayar. Seperti disebut diatas, anda menghindari keluar duit banyak toh?
4. Siapkan senjata ini, jika suatu saat nanti sang freelancer sudah mulai berkurang antusiasnya, malas-malasan mengerjakannya, bahkan mau mengundurkan diri dari projek, katakan kalau projek ini gagal, dia harus mengganti seluruh pembayaran DP dan kalau tidak, bakal dijerat hukum. Cuma nakuti saja. Biasanya programer itu takut soal ini.
5. Mungkin no 4 bisa anda lakukan cukup dengan surat kontrak bermaterai. Nah, anda salah. Jangan ada surat kontrak bermaterai. Karena dengan ada surat bermaterai, maka freelancer anda akan memberikan tahapan + scope pengerjaan dan tahapan pembayaran. Dengan begitu anda akan terpaut untuk mengikuti tahapan tersebut, dan dengan terpaksa anda akan terjerat untuk membayarnya. Untuk menghindari pembayaran ditahap kedua, selalu keluarkan eror-eror dari program si freelancer. Atau keluarkan request-request yang anda anggap penting(padahal ga ada di tahapan pengerjaan). Biar projeknya tidak selesai-selesai, anda tidak perlu bayar tapi program utamanya sudah anda pakai. Si freelancer mulai patah semangat? Ancam ke penjara.
---
Note: Judulnya maksa bener.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kategori
info
(205)
foto
(133)
komentar ga penting
(128)
fotografi
(123)
Technology
(104)
Kantor
(95)
website
(88)
blog
(84)
Jakarta
(78)
comic strip
(75)
bisnis
(71)
karir
(51)
suara hati
(51)
senda-gurau
(50)
wisata
(38)
Bekasi
(37)
Internet
(34)
manajemen
(31)
kuliner
(22)
selebritis
(21)
soccer
(21)
Navision
(20)
iklan
(14)
kasus
(14)
sql server 2005
(13)
buku
(11)
Greeting
(10)
movie
(10)
komik strip
(9)
novel
(9)
programming
(9)
televisi
(9)
Banjir
(8)
VCD/DVD
(8)
kopi
(8)
Vanessa
(7)
billiard
(7)
hypermarket
(7)
bogor
(6)
kesehatan
(6)
rumah
(6)
old document
(5)
Terios
(4)
basket
(4)
guru
(4)
Axapta
(3)
bioinformatika
(3)
azure
(1)
14 comments:
Pertama, ijinkan saya ketawa mbaca point 5. Hehehe, lucu euy.
Kedua, bagi pengalaman aja.
Dulu waktu masih cupu, saya sempat jadi freelancer. Jobdesk-nya handle web dan game interaktif dari sebuah firma besar di JKT. Ketika sudah termin terakhir (*artinya; honey, waktu gajian tlah tiba*), tiba-tiba firma tersebut ga mau bayar termin tersebut.
Kaget banget saya. Padahal semuanya sudah jelas-jelas ada di kontrak.
Langkah diplomasi kemudian saya ambil untuk mengantisipasi masalah tersebut. Namun si bos Firma Disain tersebut nampaknya memang kepala batu, dia bilang "it a'int my shit".
Saya kesal sekali. Namun, kalau kesal sedemikian rupa, tentu tiada guna.
Akhirnya ini langkah yang saya lakukan:
1. Melaporkan ke polisi. Bahwa firma yang melakukan outsourcing tersebut melakukan tindak penipuan.
2. Polisi langsung menindaklanjuti. (walaupun saat itu belum ada cyberunit. tapi mereka dijerat UU Pidana Penipuan. Pasal 378 KUHP kalau ndak salah!)
3. Melaporkan hal ini kepada klien firma tersebut. Melalui email, bertemu langsung dan menuliskannya di surat pembaca (waktu itu saya tulis di harian nasional berbahasa inggris JP. Karena kliennya multinasional company).
4. Mematenkan hasil karya saya (yang tidak dibayar, dengan serta merta jadi hak milik saya, hehe). Lalu meng-opensource-kan pada publik.
5. Mendokumentasikan serta mempublikasikan kejahatan firma tersebut, lalu menyebarkannya melalui milis-milis webdev atau gamedev. Tujuannya; agar tidak ada lago korban yang mengenaskan seperti saya.
Tidak lama kemudian, saya dengar firma tersebut bangkrut. Karena memang sering melakukan 'kejahatan' ketika outsourcing. Namun karena nama besarnya, mereka diakuisisi oleh Procter&Gambler deh kalo nggak salah. Lalu dipindahkan ke Thailand.
Sekarang, saya masih tetap cupu juga sih. Hahaha. Namun, kalo ada apa-apa dengan klien, sudah dilindungi oleh Asosiasi Pekerja.
(*loh kok, gue jadi nge-blog disini. Hahaha*)
cempluk gak paham mas..hehe..
wah postingan tukang ketik emang sering menggelitik...:P
Mau komentar susah juga ya...tapi ada pengalaman calon menantu saya...dia kerja diperusahaan, yang pemiliknya alumni dari PT nya (PT terkenal di Jakarta)...ternyata hasil kerja PT tsb mundur dari jadual, jadi kena denda dari klien...tapi para karyawan nggak dikasih tahu dan tak dibayar sampai lebih dari 2 bulan. Saya terbayang, bagaimana jika saya yang diperlakukan seperti itu, di Jakarta nggak punya saudara, mesti kost, ortu udah tua dsb nya.
Benar komentarnya Bangaip...laporkan aja ke polisi biar kapok. Saat itu calon menantu saya (cewek) nggak tega, apapun masih kakak kelasnya, jadi dengan persuasif dia minta agar dibayar walau nggak penuh....
Postingannya suka ada-ada aja. Lumayan buat seger-segeran.
Ampyunnn..mas ketik ini bisa aja ngasih trik berbahaya kayak gini, moga-moga freelancer-nya juga baca tipsnya BANGAIP di atas buat jaga-jaga.
oh iya point no : 3. kalau ngga ada koneksi internet..mending ke laut aja
Tumben ga ada karfurnya..
seberapa besar nilai kontraknya?
koq sampe ada klausul penjara!
@bangaip:
Pertama, ijinkan saya tercengang dengan panjangnya komentar anda.
Kedua, ijinkan saya bersujud kepada anda yang bisa handle web dan game interaktif. Sujud2. Pakai bahasanya apa pak? C++ / PHP doank?
Ketiga, ketika anda Melaporkan ke polisi, apakah ada uang administrasi? brapa yah pak?
Keempat, karya bapak kalau boleh tau apa pak? dan bisa di kasih URL-nya. Supaya pembaca blog Tukang ketik bisa donlot.
Kelima, terima kasih atas pengalaman anda ini. semoga bisa ditiru oleh freelancer yang lain.
@CempLuk:
gapapa, ntar kalau dah terjun ke IT juga ngerti kok. Tapi jangan sampe sih, hahaha...
@angin-berbisik:
cita-cita dulu pengen jadi seperti Benyamin S, namun sayang, dipanggil Ilkom IPB. hehehe...
@edratna:
perih...
@Si Jagoan Makan:
oala... ini dianggap trik berbahaya toh...
bagus lah. biar makin sensasional nih blog. siapa tau di review oleh detik dot com.
@DenaDena:
hahaha... kangen ama tulisan tentang carrefour?
tenang, nanti ada ulasannya lagi kok.
@mashuri:
Ampun mbah... ampuuun... saya cuma becanda kok mbah...
jes laik i sed bifor, it is jes for fan, jes for laf, jes kiding, jes jas jes lah...
*lempar sendal jepit ke Adi*
Heh, aku baru mau jadi outsource neh :D
Baru di tahap nego (bahkan job-desc belum jadi), udah dikasih wanti-wanti segambreng sama suami -yang emang udah lama freelancing.
Kalo sampe 'kebaca' gelagat kacau seperti yang kubilang, siap melakukan hal yang sama dengan BangAip :D
@ BangAip: makasih sharingnya, saya akan lebih hati-hati.
he3 ada2 aja postingannya
Mas ini,... bisa aja.
Mas ini,... bisa aja.
@tukang ketik:
Jangan sujud-sujud..., nanti kita disangka lagi solat jamaah, hehe. Ama jangan panggil Pak, saya masih muda loh, sumpah, suweeer deh. (*Ceile, jijay, slalu ngaku muda*)
kalo game, yang 3D bisa dimainkan di server-server WoW (world of warcraft) di jerman. Follow the link mereka aja. Sebab saya udah ga maintain lagi. Yang saya patenkan bukan total keseluruhan kok. Sebab simulasi environmentnya, dibuka untuk umum.
Toolnya? Kalau yang 3D pake engine sendiri, GUInya mirip-mirip ALIASwave, bisa langsung convert modelling dari MAYA. Bahasanya, pake bahasa jadul, PHYTON, hehehe. Dibuat dua versi, untuk client dan untuk server.
Kalau yang 2D, buatnya pake ASP dan ActionScript (jadul juga, versi v1.0). Sebab udah lama banget sih buatnya. (*Masih doyan OOP pake Flash, hehe dasar jadul*). Sekarang dimaintain sama anak-anak BattleOn. Namanya Adventure Quest. Bisa dimainkan gratis di www.battleon.com
(*maap, kalo komen, panjangnya ga kira-kira. Maap yaa. BTW, blog saya jadi blog paporit tukang ketik? Hehehe, makasi yee*)
Post a Comment