Bu Enny:
Bos biasanya telah mendapatkan pelatihan untuk memahami perilaku anak buah. Saya tak akan sampai ke jenjang ini, jika bos saya tak memahami sifat, karakter dan kemampuan saya, karena beliau-beliau lah yang mendorong saya untuk berani mencoba. Jika ada target, sebetulnya bos akan lebih mudah. Karyawan yang banyak main, targetnya akan berantakan. Dan target ini telah didiskusikan dan disepakati di awal tahun, di bahas secara periodik. Saya juga tahu kala anak buah suka banyak main internet, tapi nantinya dia sendiri yang rugi. Target tak tercapai, dan banyak kesempatan yang hilang. Bukankah bos akan memilih yang anak buah terbaik untuk dikirim pendidikan lanjutan, atau seminar keluar negeri?
Pak Barry:
Menurut hemat saya semakin bos micro management, maka yang terjadi akan ada metode kucing-kucingan di kantor. Walhasil kerjaan tidak beres. Yang enak sih kalau karyawan, tetap diberikan kebebasan internet namun harus bersikap profesional (alias ngetiknya cepat kalau lagi posting :) lalu baca bloglinesnya dengan cara scanning) Jangan maruk, itu namanya mencuri jam kantor. Sebab kalau kamu yang punya perusahaannya apakah kamu mau karyawan melakukan hal yang sama terhadap perusahaan? Jadi bersikaplah seperti seorang pemilik :) Walaupun belum 100% memiliki.
Ada komentar tambahan? Bersikap kontra juga boleh. Supaya bisa menambah wacana.
4 comments:
Jadi inget waktu jadi P.M yang memang 90% harus online termasuk team saya. Disana saya hanya menegaskan "boleh pakai internet tapi ingat etika bekerja, selama pekerjaan beres dan tidak mengganggu aktifitas kerja yang lain it's ok" dalam arti ngga boleh donlot yang ga penting misalnya
karena bisa bikin lemot.
Hasilnya? mereka team yang hebat, 99% selalu on time deadlinenya. Makanya kepikiran kalau nanti buka bisnis online lagi mereka akan saya prioritaskan bergabung kembali. :)
@OrangeMood:
Wah, pengalaman anda hebat sekali pak. Saya ga pernah tuh jadi PM dalam arti Project Manager, tapi kalau jadi PM => Pembuat Masalah, itu sih sering. hehehe...
Anyway,
"boleh pakai internet tapi ingat etika bekerja, selama pekerjaan beres dan tidak mengganggu aktifitas kerja yang lain it's ok"
benar-benar ok. Bagus juga untuk ditiru.
satu, saya setuju dengan prinsip asal kerjaan beres. gangguan dalam pekerjaan bukan cuma internet kok, bisa ngerumpi atau keterbatasan skill.
saya sendiri, ngeblog malah membantu proses berpikir kreatif on contrary with my job yang cenderung harus taat azas [halah bahasane]
Dulu pernah ada management fad yang disebut MBO (Management by Objectives), lalu ada yang mengemasnya lagi dalam "One Minute Manager" (Ken Blanchard, cs).
Intinya, hidup bos dan bawahan lebih mudah bila bawahan tahu apa ekspektasi bos secara obyektif dan terukur. Masalahnya, mengapa MBO dll itu lalu tenggelam, adalah bahwa manusia tidak bertindak murni karena akal. Ada faktor emosi, preferensi, dll.
Banyak orang yang mengeluhkan bahwa bosnya bersikap pilih kasih, like and dislike. Tidak obyektif. Melarang sesuatu yang sebenarnya produktif, dsb.. Namun, tetap saja mereka begitu.
Rule No 1: Boss is always right
Rule No 2: If boss is wrong, see rule No 1.
Orang yang sukses karirnya, saya lihat, adalah orang yang bisa melihat tidak hanya ekspektasi bos, namun juga preferensi, emosi, dan lainnya. Serve him/her well, and you are on a fast track towards a better career (and pay).
Post a Comment