Wednesday, November 14, 2007

Bikin NPWP Atau Tidak Yah?

Barusan dapat email dari kantor:

Dengan Hormat,

Sehubungan permintaan dari Dirjen Pajak mengenai akan diberikannya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) karyawan, bersama ini kami sampaikan :

1. Bagi karyawan yang telah mempunyai NPWP, termasuk karyawan wanita yang suaminya telah mempunyai NPWP, harap memberikan fotocopy NPWP kepada HRD, paling lambat hari Senin, tanggal 19 November 2007. Hal ini diperlukan untuk menghindari kemungkinan diberikannya lagi nomor NPWP oleh Dirjen Pajak.

2. Untuk karyawan yang berkeinginan mempunyai NPWP, harap mendaftarkan diri di HRD, kami akan membantu prosesnya.

Perlu kami sampaikan bahwa sesuai permintaan dari Dirjen Pajak dan ketentuan peraturan perundang-undangan Perpajakan, setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif (diantaranya adalah pendapatan diatas “Pendapatan Tidak Kena Pajak” , untuk single Rp 13.200.000/tahun dan untuk menikah dengan 3 tanggungan, Rp 18.000.000/tahun) wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak.

Atas kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.

Salam,

--

Dan saya pun langsung bertanya ke teman yang seorang konsultan pajak. Jawabnya, "Bikin aja.... Soalnya nanti target pemeriksaan 2007 adalah Orang Pribadi. Trus ada peraturan yang menyatakan kalo kita diperiksa dan tidak punya NPWP, pemeriksaannya bisa dilakukan 10 ke belakang. Tapi kalo dah punya.. Cuma tahun berjalan aja. Gitu aja sih. Gw aja pengin bikin. Tapi blom sempet nih...!!!"

Nah. Biarpun sudah disarankan begitu, saya masih bingung juga. Soalnya, saya benci sama Dirjen Pajak semenjak mereka menyelenggarakan acara Arjuna & Srikandi Pajak. Kenapa? Gaji kita dipotong PPH, belanja apa-apa ditambah PPN, eh... Uangnya malah dihambur-hamburkan untuk acara ga penting tersebut. Gimana ga jengkel.

Jadi, tetep bikin NPWP atau tidak yah?

***

(Update 16 November 2007) -- Setelah membaca komentar teman-teman, yang 99% mendukung pembuatan NPWP, akhirnya diputuskan, saya mendaftar untuk memiliki NPWP. Alasan paling utama adalah karena saya tinggal di Jakarta. Seandainya tinggal di hutan, mungkin saya bisa kabur dari kejaran orang pajak :P

10 comments:

Anonymous said...

Adi,
Saya udah punya NPWP sejak tahun 1984, demikian juga suami. Kalau gaji udah bersih (maksudnya udah dipotong pajak), setiap bulan Maret tahun berikutnya kita tinggal melaporkan (biasanya perusahaan udah membuat ringkasan berapa gaji kita setahun, plus bonus dan berapa pajak yang disetor oleh kita melalui perusahaan). Jadi nggak perlu repot, apalagi kalau pekerjaan lainnya juga bayarnya udah dikurangi pajak.

Awalnya memang repot, tapi nantinya kita jadi terbiasa tertib administrasi.

Anonymous said...

Saya setuju dengan Bu Enny.

Mas Adi, dengan adanya NPWP, suatu saat, jika tiba-tiba Mas Adi 'ketiban duren' dapet proyek lepas kantor (freelance) dalam jumlah tertentu yang besar, maka dengan adanya NPWP dapat melicinkan tender (perseorangan). Ini pengalaman pribadi loh, jadi mungkin bias.

Kedua, kalau Mas Adi tiba-tiba pindah kerja di Googleplex, Mas Adi nggak bakal gelagapan kalau ditanya persiapan pensiun di Indonesia. Sebab dengan adanya NPWP perusahaan-perusahaan di luar negeri tidak punya alasan untuk mangkir membayar pensiun kita. Dengan catatan, statusnya masih sebagai WNI.

Orang pajak memang lagi banyak disorot. Sebab kelakuannya juga banyak yang minus. Tapi jangan jadikan itu penghambat untuk membersihkan diri dan lingkungan dari korupsi.

Ayo Mas Adi, tetap semangat!

Anonymous said...

Jadi tertarik.. emang harus-rus-rus ya? males ngurusnya..katanya ribet :(

Herru Suwandi said...

bikin aja mas, mumpung DJP lagi menggenjot jumlah WP, jadi mestinya dikasih kemudahan. Besok besok bisa bisa dipersulit lho kalo bikin NPwp

Anonymous said...

saya sih belum punya, mas...tapi kepingin apply...rasanya perlu kok.

Unknown said...

bikin aaah, saya juga belon punya.
[alasan bikin karena takut diselidiki 10 tahun kebelakang, hehe]

Anonymous said...

soal kepengurusan NPWP udah ditangani pihak perusahaan,pak jadi gak usah daftar sendiri2,,hehe apalagi sayah buruh pabrik ndak ada waktu buat jam kluar kantor.. ;p

Anonymous said...

Apakah syarat2nya membuat NPWP ?

Anonymous said...

saya belom bikin, lha wong cuman tukang nge blog :)

pamotan.blogspot.com

Anonymous said...

Harusnya ada yg ngasih tau niy..cara, syarat, n hambatan bikin npwp..khususnya bagi yg udah prnah bikin..
http://banian.wordpress.com

Kategori

info (205) foto (133) komentar ga penting (128) fotografi (123) Technology (104) Kantor (95) website (88) blog (84) Jakarta (78) comic strip (75) bisnis (71) karir (51) suara hati (51) senda-gurau (50) wisata (38) Bekasi (37) Internet (34) manajemen (31) kuliner (22) selebritis (21) soccer (21) Navision (20) iklan (14) kasus (14) sql server 2005 (13) buku (11) Greeting (10) movie (10) komik strip (9) novel (9) programming (9) televisi (9) Banjir (8) VCD/DVD (8) kopi (8) Vanessa (7) billiard (7) hypermarket (7) bogor (6) kesehatan (6) rumah (6) old document (5) Terios (4) basket (4) guru (4) Axapta (3) bioinformatika (3) azure (1)

My Instagram