Thursday, January 11, 2007

Ada apa dengan Starbuck


Ada temen yang bilang, salah satu hobi kesukaannya yaitu long chat in starbuck. Dulu, guru CISCO saya di CNAP pernah bilang juga, minum starbuck itu bukan untuk menikmati kopinya, tapi sosialisasinya.
Ada apa dengan starbuck?
Apakah untuk ngobrol panjang lebih enak di starbuck? Ngobrol di warteg juga bisa panjang. Eh, ga juga sih, dulu pernah diusir (secara halus karena ngobrol kelamaan karena emang lagi jam makan, hehehe…).
Sosialisasi? Main bola bareng anak kampung emang ga sosialisasi? Kenapa harus di starbuck..
Salah satu temen sma waktu kelas satu juga pernah bilang, dia suka starbuck karena memang kopinya enak trus starbuck memang bermanfaat buat bisnis. Nah, kalau ini sih memang bisa masuk diakal. Bermanfaat buat bisnis. Malu dong ngasih presentasi di warteg.
Tapi tetep, ga masuk akal aja minum kopi di starbuck ampe 30 ribu hanya untuk segelas kopi. 30 ribu itu bisa buat beli kopi nestcafe sampe 50 sacet, ini orang-orang Jakarta buang duit untuk 2 sacet kopi?! (menurut takaran sih jadi 2 sacet.)

3 comments:

Anonymous said...

Di Amerika sendiri orang mengernyitkan dahinya ketika melihat daftar harga di Starbucks. Sungguh harga yang tidak masuk akal untuk secangkir kopi yang dibeli murah dari negara dunia ketiga. Kalau menurut buku The Starbucks Experience sih mereka memberikan layanan bagus disana, mungkin nggak berlaku untuk Starbucks di Indonesia ya pak. Hehehe. Maklum saya nggak tau, soalnya saya juga termasuk geng kopi angkringan.

Anonymous said...

Di Amerika sendiri orang mengernyitkan dahinya ketika melihat daftar harga di Starbucks. Sungguh harga yang tidak masuk akal untuk secangkir kopi yang dibeli murah dari negara dunia ketiga. Kalau menurut buku The Starbucks Experience sih mereka memberikan layanan bagus disana, mungkin nggak berlaku untuk Starbucks di Indonesia ya pak. Hehehe. Maklum saya nggak tau, soalnya saya juga termasuk geng kopi angkringan.

Anonymous said...

Di Amerika sendiri orang mengernyitkan dahinya ketika melihat daftar harga di Starbucks. Sungguh harga yang tidak masuk akal untuk secangkir kopi yang dibeli murah dari negara dunia ketiga. Kalau menurut buku The Starbucks Experience sih mereka memberikan layanan bagus disana, mungkin nggak berlaku untuk Starbucks di Indonesia ya pak. Hehehe. Maklum saya nggak tau, soalnya saya juga termasuk geng kopi angkringan.

Kategori

info (205) foto (133) komentar ga penting (128) fotografi (123) Technology (104) Kantor (95) website (88) blog (84) Jakarta (78) comic strip (75) bisnis (71) karir (51) suara hati (51) senda-gurau (50) wisata (38) Bekasi (37) Internet (34) manajemen (31) kuliner (22) selebritis (21) soccer (21) Navision (20) iklan (14) kasus (14) sql server 2005 (13) buku (11) Greeting (10) movie (10) komik strip (9) novel (9) programming (9) televisi (9) Banjir (8) VCD/DVD (8) kopi (8) Vanessa (7) billiard (7) hypermarket (7) bogor (6) kesehatan (6) rumah (6) old document (5) Terios (4) basket (4) guru (4) Axapta (3) bioinformatika (3) azure (1)

My Instagram