COBLOS KUMISNYA
Begitu bunyi slogan kampanye salah satu calon gubernur Jakarta yang telah berakhir tanggal 3 Agustus kemarin. Lucu sekali. Pintar. Dan juga bodoh. Mengapa lucu, pintar atau bodoh? Ini komentarnya.
Lucu: inilah slogan kampanye terlucu yang pernah saya lihat. Mengajak orang-orang untuk menyocol kumisnya bukan berdasarkan visi dan misi yang dia tawarkan. Sampai sekarang, saya tidak pernah tahu apa visi dan misi si pemilik slogan coblos kumisnya itu. Seandainya saja dia mengkampanyekan “COBLOS YANG AKAN MENGHAPUS BUS WAY” Tidak perlu tahu seluruh visi misinya, saya akan pilih dia.
Pintar: istilah coblos kumisnya itu benar-benar pintar. Si pemilik slogan berusaha menghipnotis calon pemilih untuk mencoblos gambar yang berkumis. Kalau diperhatikan, dari empat foto yang terpampang di kertas pemilih nanti, hanya satu yang memiliki kumis. Kalau ada orang cuek(seperti saya ini), tidak peduli siapa yang bakal menjadi gubernur karena terpilihnya dia atau yang lain, tetap saja harus cari duit, maka dia bakal memilih yang beda sendiri. Nah, siapa lagi yang beda sendiri kalau bukan yang memiliki kumis.
Bodoh: slogan Coblos Kumisnya bagi sebagian orang adalah slogan paling bodoh. Kenapa? Karena kumis bagi sebagian pemilik usaha jasa adalah A BIG NO NO NO.
Usaha ritail mensyaratkan seluruh pegawainya dilarang memakai kumis. Coba anda ke Carrefour, Hypermart, Makro, Giant dan toko-toko retail lainnya. Apakah anda bisa menemukan staff yang berkumis? Lalu bagi anda yang sering keluar-masuk hotel, apakah anda pernah menemukan pelayan hotel pria yang berkumis? Dengan slogan ini malah menimbulkan sikap tidak suka bagi sebagian orang yang memiliki kekuasaan untuk melarang anak buahnya berkumis maupun pihak-pihak yang terbiasa tidak berkumis karena alasan kerapihan.
7 comments:
mungkin kandidat ini berafiliasi dengan restoran pak kumis yang berada di dekat daerah taman lawang :)), tapi saya penasaran, apa semua pegawai di restoran kumis ini diwajibkan berkumis ?
@rizki:
Hahaha... Bisa aja. Tapi Mungkin juga sih...
"apa semua pegawai di restoran kumis diwajibkan berkumis ?"
Jawab: rasanya sih iya.
hahaha... bus way ga mungkin dihapus pak (meskipun kalau saya presidennya juga...) sudah terlanjur habis biaya, waktu, tenaga dan bikin macet, jadi sebaiknya cari solusinya saja... dan sebenarnya bus way bagus kok asal di optimalkan...
Misal kurangin angkot2 yang semrawut dan kelewat bikin polusi seperti metro mini.
Naikin pajak kendaraan pribadi ke 2, 3, dst...
yah banyak deh caranya, sayangnya ga bisa di denger suara kita2 semua... :)
bakal milih yang ngasih banyak hari libur :D
*eh, gw bukan warga Jkt ya...*
Nggak tau mesti ngomong apa selain nggak bisa nyoblos kumisnya bukan warga Jakarta mungkin. Selain itu Bapak Fia juga berkumis. Jadi nggak mau komen ah..
Waktu pertama lihat iklan ini di tv, terus terang saya sempet bengong :) "Buset, udah kehabisan bahan kampanye kali ya?" Tapi dipikir-pikir, iklan yang bisa meninggalkan bekas mendalam cuma bisa dua jenis: keren banget atau norak banget :)
najiss bgt sii...
masa yg jd bhn org milih gubernur
kumis....biasanya kn otak atw kharisma kekk...wahhh pmbodohan publikk....pkirin aja dlm2...logis ga siih, milih gubernur cm krna punya kumiss...mending kita pilih aja osama bin laden yg lebih lngkap variasi bulu mukanya...
Post a Comment