Diperingatinya satu tahun Priyadi tidak ngeblog, dengan ditelurkannya sebuah istilah baku yaitu Priyaditis, sebuah kondisi kehilangan semangat ngeblog hingga waktu yang tak terkira, memang menggelitik. Namun tidak bisa dipungkiri, penyakit ini telah menulari banyak blogger sehingga jumlah tulisan di Google Reader tanpa saya sadari mengalami penurunan yang perlahan tapi pasti.
Lalu bermunculannya tulisan bahwa ngeblog memang tren sesaat, makin menjadi pemicu orang-orang untuk berhenti ngeblog dan mengikuti tren yang sedang in yaitu microblogging-an dan atau social network-an.
Ngeblog, bagi saya memang bukan perkara ikut-ikutan. Bagi saya, pertama: Saya suka menulis. Dan perkara orang mau membacanya atau memberi komentar, itu urusan belakangan. Yang penting, isi pikiran atau emosi tersalurkan.
Kedua: Berbagi. Ini yang terpenting. Saya setuju dengan Pitra yang menulis begini:
Be social
Banyaklah memberi setelah banyak menerima. Kalau kita sudah punya pengalaman, jangan ragu untuk membaginya ke orang lain. Bisa itu berupa tulisan di blog, berbicara jadi seminar, menulis buku, atau apapun. Saat kita membagi pengalaman, kita pun secara tidak langsung akan dilihat sebagai seorang yang kompeten, yang secara tidak langsung akan membuat nilai diri kita menjadi semakin meningkat.
Saya memang terkadang pelit berbagi ilmu. Tapi lama kelamaan saya sadari, ilmu itu kadang cepat basi. Daripada didiamkan dalam lemari pikiran, lebih baik dibagikan kepada orang lain. Hasilnya?? Seperti yang dibilang Pitra, "Saat kita membagi pengalaman, kita pun secara tidak langsung akan dilihat sebagai seorang yang kompeten, yang secara tidak langsung akan membuat nilai diri kita menjadi semakin meningkat."
Saya menyakini hal ini. Walaupun saya sering menelurkan comic strip garing, at least, saya akan terlihat sebagai orang yang kompeten menghasilkan comic strip garing. Bukan begitu bukan?
