Dalam bekerja, deadline sudah seperti sarapan pagi. Hidangan yang selalu tersaji.
Deadline itu baik jika sudah direncanakan dengan baik. Misal, ada pekerjaan A, untuk diselesaikan, perlu step A, step B dan step C. Step A perlu 1 jam, step B perlu 2 hari, step C perlu 5 jam sehingga Deadline dibulatkan menjadi 3 hari.
Namun, perencanaan terkadang bikin kepala pusing. Alhasil, penentu kebijakan suka malas untuk hitung-hitungan dan menentukan Deadline sesuka hati. "Selasa kelar yah...", "Minggu depan kelar yah.".
Penentu kebijakan memang tidak salah. Dan pengikut kebijakan wajib berani memutuskan, apakah deadline asal tebak itu bisa dicapai atau tidak. Jika terlalu jauh, perlu langsung menjawab, "Tidak bisa." Tapi jika tidak terlalu jauh, pengikut kebijakan sebaiknya menerima, "Ok, saya selesaikan." Tujuannya apa, supaya ada pemicu untuk bekerja lebih keras. Terkadang, jika deadline terlalu lama, pengikut kebijakan lebih suka SKS: Sekali Kebut Semalam. Padahal, SKS itu buruk. Kalau ternyata tidak kelar, penilaian citra akan jatuh dan penilaian prestasi mengikuti.